Pages

Senin, 13 Agustus 2012

PERISTIWA SEJARAH DI BULAN RAMADHAN


Peristiwa - Peristiwa Sejarah di Bulan Ramadhan

Pada bulan Ramadhan, terjadi sekian peristiwa besar yang
bersejarah. Diantara peristiwa itu ada satu peristiwa yang
monumental, yaitu peristiwa turunnya Alquran (Nuzulul Qur'an).
Pada bulan i
tu, tepatnya pada malam Lailatul Qadar, kitab suci
Alquran diturunkan langsung oleh Allah SWT secara global
(jumlatan wahidah) atau sekaligus dari Lauhwul Mahfudz ke Baitul
Izzah di langit dunia (tanpa perantara) dengan diiringi oleh sekian
ribu malaikat sebagai bentuk penghormatan.

Peristiwa ini terjadi sekali dan tidak beralang. Allah SWT
berfirman, "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil)....” (QS. Albaqarah: 185).

Sebagian ulama dalam ijtihadnya juga berpendapat bahwa pada
bulan Ramadhan pula Alquran mulai diturunkan secara gradual
(berangsur-angsur) dari Baitul Izzah di langit dunia ke dunia
melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW selama
kurang lebih 23 tahun.

Peristiwa besar ini tidak dilewatkan begitu saja, namun diabadikan
oleh Allah SWT agar bisa dikenang oleh umat manusia sepanjang
masa. Namun, mengenang dan mengabadikannya tidak sekadar
dengan membuat patung yang mati atau dengan seremoni-
seremoni lahiriah. Akan tetapi, dengan kegiatan yang hidup di
jasmani dan rohani manusia, yaitu puasa.

Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsir Mafatihul Ghaib-nya menulis,
"Allah SWT telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan
jalan menurunkan Alquran di dalamnya. Oleh karena Alquran
diturunkan di dalamnya, Allah SWT mengkhususkan bulan itu
dengan suatu ibadah yang sangat besar nilainya, yaitu puasa.
Puasa itu senjata yang menyingkap tabir-tabir yang menghalangi
manusia memandang nur Ilahi Yang Mahakudus."

Kemudian salah satu peristiwa besar lainnya adalah
kemenangan gemilang pada Perang Badar (ghazwah Badr al-
Kubra), hari Jumat pagitanggai 17 Ramadhan tahun 2 H. Terjadinya peperangan ini semula tidak diduga, karena kaum muslimin hanya bermaksud mencegat kafilah dagang Quraisy dari Syam yang dipimpin Abu Sufyan sebagai ganti harta benda mereka yang dirampas di Mekah.

Sementara, kaum kuffar pun semula hanya sekadar ingin pamer
kekuatan. Akan tetapi, rupanya Allah SWT menghendaki
ghanimah dan kemenangan yang lebih besar bagi kaum
muslimin dengan cara dan tindakan yang lebih meyakinkan. Allah
SWT meloloskan kafilah dagang Quraisy itu dari usaha
pencegatan dan menggantinya dengan peperangan besar yang
tidak mereka duga sebelumnya.

Di dalam arisy (semacam kemah), beliau dengan khusyu
memanjatkan doa. Menengadahkan kedua telapak tangan beliau
ke langit tiada henti. Air mata beliau berderaian. Diantara doa yang
beliau ucapkan ialah,

”Ya Allah, kaum Quraisy kini telah datang dengan segala
kecongkakan dan kesombongannya untuk memerangi Engkau
dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, tunaikanlah janji
kemenangan yang telah Engkau berikan kepadaku. Ya Allah,
kalahkanlah mereka esok hari.”

Dalam munajat dan istighatsah itu, bahkan Nabi SAW sampai
tidak menyadari kalau selendangnya jatuh. Abu Bakar yang
berada di sebelahnya memakaikan selendang itu kembali.
Sepanjang malam itu, beliau tiada henti-hentinya bermunajat dan
beristighatsah.

Karena merasa iba, Abu Bakar berusaha menenangkan hati Nabi
SAW dan memberanikan diri berkata, "Cukup ya Rasulullah,
sesungguhnya Allah SWT pasti akan menunaikan janji-Nya yang
telah diberikan kepadamu."

Pada pagi hari Jumat itu, kaum muslimin yang hadir tanpa
persiapan dan tanpa dukungan sarana yang baik temyata
mampu melibas musuh yang dari segi jumlah, persenjataan,
logistik, dan kemampuan lebih dari tiga kali lipat di atasnya.
Allah SWT berfirman, "Sungguh Allah telah menolong kamu
dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-
orang yang lemah...." (QS. Ali Imran: 123).

Menyusul kemenangan gemilang di Perang Badar, pada tanggai 20
Ramadhan 8 H kaum muslimin bersama Rasulullah SAW berhasil
menaklukkan kota Makkah. Peristiwa yang dikenal dengan Fathu
Makkah ini menjadi fondamen bagi kemenangan-kemenangan Islam di seluruh belahan bumi kemudian.

Pada bulan Ramadhan tanggai 28 tahun 92 H (19 Juli 711 M) kaum
muslimin mulai melakukan ekspansi dakwah ke daerah- daerah di
Semenanjung Liberia, yaitu Spanyol (Andalusia) dan Portugis
dipimpin panglima Thoriq bin Ziyad sehingga salah satu bukit
pegunungan yang di taklukkannnya dikenal dengan Jabal Thariq
(Gibraltar).

Peperangan yang dahsyat terjadi pula antara kaum muslimin di
bawah pimpinan Saifuddin Qutuz dengan tentara Tartar dipimpin
raja Gothia pada tanggai 25 Ramadhan 658 H. Perperangan ini
disebut Perang Ainjalut karena lokasinya di kota Ainjalut Palestina.
Pada bulan Oktober 1973 pecah Perang Arab-Israel. Dalam
perang ini, Arab yang berintikan tentara Mesir dan Suriah dapat
melumpuhkan tentara Israel yang mendapat sokongan dana,
tenaga, dan persenjataan modem dari Zionisme Intemasional
Benteng Barlev Israel dapat dihancurkan tentara Mesir. Peristiwa
ini terjasi tepat pada tanggai 9 Ramadhan 1393 H.
Keberadaan Ramadhan ke sekian kalinya memberikan berkah
khususnya bagi umat Islam di Indonesia. Tanggai 17 Agustus
1945 hari deklarasi kemerdekaan negeri itu dari penjajahan
bertepatan dengan suasana puasa, tepatnya pada hari Jumat, 9
Ramadhan 1364 H.

Puasa yang mengabadikan peristiwa turunnya Alquran juga
peristiwa-peristiwa besar yang lain adalah sejarah hidup yang
bisa dibaca, disimak, dan dilihat hingga saat ini. Orang- orang
yang menjalani puasa seakan-akan diajak memasuki suasana
bersejarah waktu itu.


tegal , 13.08.2012
By. Herryblank

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar