Selasa, 14 Agustus 2012
7 PINTU NERAKA
7 Pintu Neraka
“Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni
(sekelompok pendosa yang ditentukan)” (Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi
saw memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka.
Jibril menjawab:
“Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak
antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih
panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah
api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk
kaum Yahudi.
6. Sa’ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum
kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam.
Nabi saw
meminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh,
Jibril pun menjawab:
“Pintu ini untuk umat mu yang angkuh”; yang mati tanpa menyesali
dosa-dosa mereka.
Lalu, Nabi saw mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau
pingsan.
Ketika siuman beliau berkata: “Wahai jibril, sesunggguhnya
engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umat ku
masuk Neraka?”
Kemudian Nabi saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak
berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau
menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini,
semua sahabat ikut menangis,
kemudian mereka bertanya: “Mengapa
beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para
sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga,
Sayyidah Fathimah as,
mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat
itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat
“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (al-A’la:17).
Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan
jubahnya (cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan
daun pohon korma.
Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini
terusik hatinya setelah melihat jubah
Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: ”
Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno)
duduk di atas singgasana emas,
putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai”.
Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat
keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya,
kemudian ia berkata: “Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat
jubahku yang sudah penuh dengan robekan,
aku bersumpah, demi tuhan
yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya
memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami
tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma.
Nabi
berpaling ke arah Salman dan berkata “Apakah engkau memperhatikan dan
mengambil pelajaran?”
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti-
wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung.
Sebagaimana yang di
ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah
dengan air mata.
Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga
hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda menangis?” Nabi saw
menjawab, “Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang
menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh
ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan
setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab”.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru,
“Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui
ajal”. Setelah mengatakan ini beliau pingsan.
Ketika siuman, beliau berkata,
“Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat
azab yang seperti itu?”
Nabi saww menjawab, “Umatku yang mengikuti
hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saw menangis dan
meratap, “Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan
perbekalan sangat sedikit”. Sementara sebagian lagi menangis dan
meratap, “Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak
akan mendengar tentang azab ini”, Ammar bin Yasir berkata, “Andaikan
aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”.
Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya
sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, “Celakalah engkau dan aku,
sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari
pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon
beracun di Neraka).
Maha adil Allah, begitu demokratisnya memberikan kebebasan pada manusia
untuk memilih.. antara iman & kufur, dengan tanpa ada paksaan ” laa
ikrooha fiddin..”.
Akhirnya pilihan yang kita ambil, mendapatkan konsekuensi adil dari dzat
yang maha adil. Jalan menuju sorga berliku nan mendaki tapi saat sampai
tujuan, maka akan mendapatkan keindahan yang “tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga, tidak dapat dibayangkan oleh hati.
Sedangkan jalan menuju neraka, indah mempesona..akhirnya sampai pada
kondisi yang mengerikan..
Aku selama ini hanya sering membaca tentang 7 pintu neraka, baik dari
terjemahan Al Quran yang kubaca, dan berbagai pengajian serta buku-buku
agama. Baru kali ini aku mendapat tambahan hadist di atas.
Allah maha besar
Semoga kita tergolong orang2 yang beriman...
AMIN
Tegal , 15.08.2012
By. Herryblank
.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar