Pages

Senin, 13 Agustus 2012

AIR MATA RASULULLAH



::air mata rasulullah saw. ::

mari kita simak sebuah kisah yang sangat
mengharukan...
dan mungkin akan
membuat kita menitikkan air mata....


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang
yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi
Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata
Fatimah yang membalikkan badan dan
menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya
yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai
anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang
sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu
dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bagian demi bagian wajah
anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah,
dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul
maut," kata Rasulullah, Fatimah pun
menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut
datang menghampiri, tapi Rasulullah
menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama
menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan
penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa
hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya
Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu. Semua
syurga terbuka lebar menanti
kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata
tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya
masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar
ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku
bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan
khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah
mendengar Allah berfirman kepadaku:
'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di
dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail
melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah
ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul
maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah
terpejam, Ali yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril
memalingkan muka. "Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah mengaduh,
karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan
saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan
pada umatku. "Badan Rasulullah mulai
dingin, kaki dan dadanya sudah tidak
bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis
shalati, wa maa malakat aimanukum --
peliharalah shalat dan peliharalah orang-
orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya,
dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku,
umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang
memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita
mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala
Muhammad wa baarik alaaa Rosuulillah wa
salim 'alaihi


subhanallaaaah....
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
lalu pengorbanan apa yang bisa kita berikan
pada beliau?????


tegal , 14.08.2012
By. herryblank

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar